Rabu, 16 Juni 2010

Mencari Kesalahan? Nggak Banget...

Oke, hari ini saya sedang bad mood.
Masalah sepele sih sebenarnya, namun benar-benar menohok hati saya.
Baru saja saya membuka beberapa situs berita, seperti biasa, saya mencari berita-berita yang menurut saya menarik untuk dibaca, terutama seputar Piala Dunia yang saat ini sedang heboh-hebohnya.

Alasan mengapa saya senang membaca berita di internet adalah: Pertama, saya tidak berlangganan koran. Jika sedang online, mengapa tidak membacanya melalui internet saja? Lumayanlah, selain memperluas wawasan umum, kita juga menjadi up-to-date terhadap perkembangan negara dan dunia. Yang kedua, beberapa situs juga memaparkan berita dengan ulasan yang cukup baik dan tidak terlalu memihak, alias netral, sama seperti koran. Kritikan dan sindiran memang ada, namun bukan cemoohan. Dan yang ketiga, orang-orang dapat memberikan komentar dan masukan [entah itu komentar yang berkualitas maupun tidak] secara langsung hanya dengan mengetikkannya ke dalam comment box. Dengan begitu, kita dapat mengetahui sudut pandang setiap orang terhadap ulasan tersebut, walau terkadang ada juga yang memulai "peperangan" hanya karena perbedaan pendapat. Benar-benar kekanakan sekali.

Baiklah, lanjut ke topik!
Mengenai poin kedua, entah mengapa saya tidak menemukan unsur "netral" di dalam sebuah ulasan yang baru saja saya baca di sebuah situs [saya tidak akan menyebutkan alamatnya]. Ah, ralat, bukan sebuah lagi, tapi sejibun! Penulis terlalu memojokkan para "korban" dan lebih banyak mencemooh. Oke, saya tahu kalau "para korban" itu melakukan kesalahan, tetapi buat apa kesalahan orang diumbar-umbar? Padahal "para korban" itu cukup terkenal dan kehebatannya diakui oleh dunia. Apakah mereka [para penulis] sengaja memperbesar kesalahan itu untuk menjatuhkan "para korban"? Saya hanya bisa mengangkat bahu.

Contohnya saja berita tentang Kesalahan Prediksi Pele di dalam situs itu. Baiklah, saya juga tahu kalau prediksi Pele kurang tepat, tetapi bukankah kita sebaiknya dan SETIDAKNYA menghargai apa yang ia ucapkan? Ia bukanlah seorang peramal, bukan dewa maupun Tuhan. Ia hanyalah seorang atlet, yang memiliki pendapat sendiri dalam menilai dan memprediksi sesuatu berdasarkan dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya. Prediksi ya prediksi, kenyataan ya kenyataan. Dua-duanya memiliki arti yang kontras sekali, bahkan murid SD yang baru belajar antonim sekalipun sudah bisa memahami perbedaan itu. Masa penulis yang sudah mengecam pendidikan yang lebih tinggi masih belum mengerti? Lucu sekali... *tertawa miris* Lagipula, kalau pers tahu prediksi Pele selalu salah, mengapa mereka tetap menanyainya? Itulah buktinya, sekalipun salah, penilaian Pele masih dapat dijadikan resensi.

Lalu masalah Christiano Ronaldo yang gagal mencetak gol pada pertandingan kemarin, ditulis dalam sebuah ulasan di situs itu juga. Ya, saya akui hasil pertandingan kemarin malam sangat mengecewakan karena berakhir tanpa gol dari kedua pihak. Namun bukan berarti permainan mereka tidak menarik, justru sebaliknya. Kedua tim sama-sama kuat, tetapi sayangnya mereka belum cukup beruntung untuk mencetak gol. Selain skill dan strength, luck juga diperhitungkan, bukan? Mungkin karena kedudukan 0-0 itulah, menyebabkan penonton tidak puas dan kesal, termasuk saya sendiri.

Saya bukanlah seorang penggemar dari Christiano Ronaldo, tetapi jika mendengar pernyataan tidak baik terhadap seseorang yang berbakat, saya kesal. Cih, masa hanya gara-gara sebuah kesalahan, kita menghinanya? Tidak tahu diri itu namanya. Yang menghina itu nggak ngaca kali ya? Sok menghina padahal melebihi yang dihina saja tidak.

Yang membuat saya heran, tumben-tumbenan penulis dalam situs itu memaparkan ulasan yang jelek, seakan-akan memiliki dendam yang tiada habisnya terhadap "para korban". Padahal kemarin-kemarin, penulisan dan ulasan mereka sangat baik, membuat saya betah membacanya. Namun mengapa hari ini...? Ah, mungkin hari ini saja mereka berbuat seperti itu, palingan besok berubah juga. Mudah-mudahan saja...

Lho? Kok masih 0 komentar?:

Comment, please...?